Banjir Bandang Landa Agara
Rabu, 16 April 2014
* 15 Rumah Rusak
KUTACANE - Hujan deras yang mengguyur sejak sore menyebabkan banjir bandang melanda Kecamatan Semadam dan Kecamatan Lawe Sigalagala, Aceh Tenggara (Agara), Senin (14/4) sekitar pukul 22.00 WIB. Banjir tersebut menyeret bebatuan besar, kerikil, lumpur, dan kayu gelondongan lalu menghantam ratusan rumah penduduk. Akibatnya, 14 rumah warga di Kampung Baru Pasar Puntong dan satu lagi di Desa Lawe Beringin Gayo dalam Kecamatan Semadam, rusak.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, ratusan warga terpaksa mengungsi ke tenda pengungsian atau rumah familinya yang tidak terkena musibah. Warga yang mengungsi itu terdiri atas 14 kepala keluarga yang rumahnya rusak, maupun warga yang rumahnya hanya digenangi air bercampur lumpur. Namun, pagi kemarin, mereka yang rumahnya masih layak huni tersebut telah kembali ke rumah masing-masing.
Banjir bandang itu juga menyebabkan jembatan Kampung Baru dan jembatan Kayu Mblin rusak karena kolong jembatan tersumbat kayu gelondongan yang kemudian merusak lantai dan tiang jembatan.
Selain itu, material banjir bandang menutupi badan jalan sehingga memacetkan arus lalu lintas lebih dari sembilan jam. Baru pagi kemarin arus transportasi kembali lancar setelah polisi ikut serta membantu membersihkan material banjir di badan jalan dan kemudian mengatur lalu lintas.
Kawasan yang terkena dampak banjir bandang itu adalah Kampung Baru Pasar Puntong, Titi Pasir, dan Lawe Beringin Gayo, di Kecamatan Semadam serta Desa Kayu Mblin di Kecamatan Lawe Sigalagala.
Kenedi Sitorus, warga Desa Kayu Mblin, kepada Serambi, Selasa (15/4) kemarin mengatakan, sejak Senin (14/4) sore hujan deras mengguyur Agara tanpa henti. Malamnya, bebatuan dan kayu gelondongan tiba-tiba hanyut diseret alur sungai di desa itu. Warga pun panik karena batuan besar dan kayu gelondongan serta lumpur tebal menghantam sebagian rumah mereka. Material banjir bandangtersebut bahkan masuk ke dalam rumah dan merusak sejumlah perabot.
Menurut Kenedi, di daerah aliran sungai tersebut perlu dibangun beronjong sekitar 2 kilometer agar ke depannya masyarakat merasa nyaman bermukim di kawasan itu. “Jika tak dibangun beronjong, maka hampir saban waktu ketika turun hujan deras maka air akan melimpah ke permukiman penduduk,” ujarnya.
Ia yakin, banjir bandang yang melanda desa mereka sebagai akibat perambahan hutan tak terkendali yang selama ini terjadi di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dan hutan lindung. “Kini masyarakatlah yang menerima dampaknya,” kata Kenedi Sitorus.
Husin, warga Semadam menambahkan, pada malam kejadian hujan memang turun sangat deras sejak sore. Ini yang menyebabkan bebatuan bersamaan kayu gelondongan memadati sungai sehingga menumpuk di jembatan. Pada saat itulah air, bebatuan, dan kayu gelondongan tadi melimpah ke permukiman penduduk.
Menurut Husin, banyak rumah warga yang rusak akibat banjir bandangtersebut. Bahkan ada sebuah mobil colt diesel yang tertimbun material banjir.
Selain itu, fasilitas umum seperti Masjid Salman Al Farisyi terendam air berlumpur, sedangkan MIN Swasta Titi Pasir tertimbun bebatuan dan kayu gelondongan yang dibawa banjir bandang. Akibatnya, proses belajar mengajar di sekolah itu terpaksa diliburkan sehari.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Agara, Radjadun SSos, kepada Serambi kemarin, hasil pendataan stafnya tercatat 15 rumah rusak. Lima unit rusak berat, sepuluh lagi rusak ringan.
Pihak BPBD akan memberikan bantuan masa panik selama seminggu dan akan membangun sebuah dapur umum untuk mengatasi kebutuhan makan minum korban banjir bandang. Dapur umum itu didirikan di Kampung Baru karena desa itulah yang paling parah terkena imbasbanjir bandang.
Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya (BMCK) Agara, Ir Khairul Anwar menyebutkan pihaknya mengerahkan empat unit alat berat untuk mengatasi dampak banjir bandang tersebut.
Pekerjaan yang, menurutnya, penting dilakukan segera di lokasi musibah itu adalah menggali sungai yang tertimbun material banjir agar airnya bisa kembali mengalir. Pekerjaan lainnya adalah membersihkan material bebatuan dan kayu gelondongan yang menutupi sebagian badan jalan agar arus transportasi tetap lancar.
Menurut Khairul Anwar, pada Rabu hari ini (16/4) mereka akan mengerahkan empat unit dumtruk untuk mengangkut material banjir bandang tersebut dari lokasi tersebut.
Untuk menyelesaikan semua dampak destruktif dari banjir bandang itu, BMCK Agara mengaku butuh waktu seminggu. Pekerjaan akan difokuskan di Kampung Baru dan sekitarnya serta Desa Kayu Mblin dan sekitarnya.
Ekses dari bencana banjir bandang tersebut langsung ditinjau Wakil Bupati Agara, H Ali Basrah pada malam kejadian. Ia didampingi Kakankemenag Agara Drs Jauharuddin, Kepala Dinas Bina Marga dan Cipta Karya Agara Ir Khairul Anwar, dan pejabat lainnya. Hingga kemarin siang terlihat sejumlah personel TNI ikut bersama warga membersihkan rumah korban banjir supaya bisa segera ditempati kembali. (as)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar